Thursday 8 January 2009

Yang anak bisa lakukan …..




Sudah setahun lebih bapakku meninggal. Rasa kehilangan itu memang sudah tak terasa, tapi sewaktu pulang liburan natal dan tahun baru ke Sidikalang, rasa kehilangan itu muncul kembali. Kalau dalam perumpamaan mama, kehilangan itu digambarkan layaknya ayam yang sedang terseok-seok. Tidak ada panduan dan tak tahu kemana.
Sangat sedih mendengar pengakuan itu. Jujur tapi menyakitkan. Seakan menamparku sebagai anak, ”kenapa seorang ibu sampai bisa mengungkapkan itu?”
Apakah kehadiran anaknya tidak mampu untuk tetap membuat dia untuk bertahan dan mempunyai alasan untuk tetap melangkah?
Awal pemikiran yang sukit memang. Tapi, aku bersyukur bisa mengetahui itu. Komunikasi yang jujur antara anak dan ibu memang sudah terlalu jarang di jaman-jaman sekarang ini. Padahal itu hal yang teramat amat penting. Dimana anak juga harus tahu apa yang ibu sedang rasakan. Tidak semata-mata, ibu yang harus tahu kondisi anaknya.
Bagiku komunikasi itu dimana keduanya saling mengerti dan memahami. Bagaikan pendidikan, pengetahuan itu tidak semata-mata berhenti saat guru sudah menyampaikan pengetahuannya. Tapi masih terus berlanjut hingga si murid mengerti da memahami pengetahuan itu sendiri.
Memang tulisan ini tidak dalam konteks Hari Ibu, tapi sebagai seruan buat anak untuk tetap mau peduli dan mau berupaya untuk mengerti dan memahami apa yang Ibu sedang rasakan.


No comments:

Post a Comment

count your blessing