Thursday 18 September 2014

Lima

Ini adalah hari kelima setelah anakku Justin lahir. Lelah tapi bahagia, berkeringat tapi berjuang, "Deg dean" namun lega. Itu mungkin segelintir perasaan yang kudapatkan hingga sampai ini. Ke depannya? Onky God Knows. Tapi semoga perjuangan yang diajarkan anakku kepadaku bisa tetap berakar dan bertumbuh dalam diri orang tuanya.

Anakku terlebih dahulu mengajarkanku banyak hal sebelum aku mengajar dia. Suatu proses yang luar biasa. Di saat orang tua berdoa akan mengajarkan yang terbaik untuk anaknya, terlebih dahulu sebenarnya sang Anak sudah mengajarkan orang tua sesuatu.

Berlebihankah pemikiran ini? Mungkin saja. Tapi tetap aku harus katakan bahwa itulah kenyataan yang aku rasakan.


Salam,

PapaJustin

Monday 15 September 2014

Terus berjalan

Tak tahu apa yang harus kucurahkan dalam hati ini ketika menulis post ini. 

Hari ini adalah usia kedua hari anakku. Justinus Xaverius Markus Nababan. Setelah melewati berbagai tantangan hidup yang masih seumur jagung, dia berhasil keluar dari masa-masa kritisnya. Hari ini dia sudah mulai menyusui langsung dari ibunya. 

Dia sudah mengalami apa yang dikatakan perjuangan hidup itu dimulai dari usianya yang masih dini ini. Sebuah pelajaran berharga di awal awal kehidupannya. Sebelum dia bisa berbicara atau berpikir dengan banyak pengetahuan dunia ini, tapi dia sudah bisa berjuang. 

Semoga dia semakin bertumbuh dan tetap mengingat bahwa perjuangan hidup itu terus berlanjut. Anak bayi saja tahu bagaimana harus berjuang dan bertahan hidup. Bagaimana dengan kita?


Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta Utara
16 September 2014

Tuesday 29 April 2014

Berkendara menuju Harapan

Hari ini hari yang bercampur aduk dalam hidupku. Senangkah? Atau sedihkah? Atau bahkan hampakah? 
--------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tidak ada yang tahu setelah aku berdoa pagi ini dengan mengucap syukur pada Tuhan Sang Pemberi Nafas Baru-ku hari ini.
Setelah “Amin” terucap dari mulutku, 
------------------------------------------------------------------------------------------------------

akupun segera berdiri tegak – membuka mata – tak lupa menguap sebentar karena rasa kantukku masih ada – kemudian bergerak meninggalkan tempat tidurku. 

Hidupku kumulai saat ini.

count your blessing