Friday 30 January 2009

bukan masalah waktu

masa yg buruk bukan berarti masa yang harus ditinggalkan
bukan berpikir positif, tapi mencoba lebih realistis
dalam himpitan itu, hanya orang yang mau kalah yang meninggalkan senjatanya
entah untuk pergi, atau mungkin untuk melambangkan kalau memang dia tidak sanggup untuk melewatinya
jangan pernah kau letakkan senjatamu di tanah kekalahanmu
ingat, itu semua medan perangmu
haruskah kau meletakkannya
atau bukankah lebih baik mati bersama dengan senjatamu di sampingmu?
kau tidak meletakkannya disana
tapi kau tetap berjuang, ntah untuk sampai akhir
atau hanya sampai hembusan nafas terakhir
........................................................................................................
setelah melewati sedikit masa buruk dalam 1 bulan terakhir

Tuesday 20 January 2009

panjang atau pendek yh?


akhir-akhir sering konflik tentang program dan kebijakan-kebijakan pemerintah.

Terutama tentang program jangka panjang dan program jangka pendek. "Kenaikan BBM adalah program jangka pendek, begitu juga pemberian BLT,"begitu komentar beberapa orang di media massa. Tapi, menarik juga yah...mana yang seharusnya didahulukan....Program jangka panjang atau program jangka pendek.

Di saat-saat ini khan kita butuh pemimpin yang visioner. Kalau dipikirkan, makna visioner itu khan seseorang yang punya pandangan sampai jauh ke depan. Artinya : dia setuju dengan program yang jangka panjang.

................................................................................................................

Sepulang kantor, aku ngobrol-ngobrol dengan teman sekantor. Tetap mencoba mendapat insight, sebenarnya mana yang perlu. "Panjang atau pendek?". Bukan sekedar perlu seh, tapi mana yang seharusnya kita lakukan terlebih dahulu. Kami berbicara mengenai program-program di kantor. Yang mana harus menjadi perhatian kita.

Program jangka panjang atau program jangka pendek. Mana yang harus kita pegang benderanya?

Ternyata sampai diskusi kami, aku tetap memilih berpikir jangka panjang itu lebih baik. Walau terlihat sekedar mimpi dan impian, tapi itu penting.

Aku suka yang panjang. Walau sulit untuk memikirkannya, tapi itu akan membantumu dalam melangkah. Pikirkan jauh ke depan. Mending berpikir keras sekarang daripada kau bingung kau akan kemana nantinya

Thursday 8 January 2009

Barang bekas itu tidak selalu buruk















Pulang kampung!!!! Itu saja yang masih terngiang di benakku hingga saat ini. Walau sudah kembali lagi ke ibukota ini, tapi sensasi kota lamaku masih terasa. Karena memang banyak hal yang bisa kunikmati di Sidikalang.
Salah satunya adalah pengalaman bersama alumni SMU Negeri 1 Sidikalang angkatan 2001. Semangat untuk berkumpul, bisa berkomunikasi kembali, saling berbagi cerita berhasil mengumpulkan kami kembali. ”Sudah 8 tahun kita tidak bertemu dan berkumpul”, ungkap seorang teman dengan semangat sekali.
Walau jumlah orang berkumpul saat itu tidak mencapai 5 persen dari total kami, tapi kami bersepakat untuk mencari dan berupaya mengumpulkan teman-teman kami yang lain.
Bersepakat untuk mencari. Itu hal yang indah yang aku dapatkan dalam pertemuan itu. Bagaikan penduduk daerah yang terkena bencana yang bersepakat untuk mencari warga yang hilang, itulah semangat yang aku lihat dan aku rasakan saat itu. Bangga menlihat semangat itu tapi sedikit pesimis jika memantau kegiatannya. (hehehe...).
Tapi, tidak masalah. Selama masih bisa memelihara semangat itu, lanjutkan terus...
Untuk menikmati awal tahun, kami touring ke Silalahi. Salah satu daerah wisata di Kabupaten Dairi yang merupakan daerah pantai Danau Toba.
Dikelilingi oleh gunung dan batuan yang eksotik, Silalahi itu seakan memancarkan romantisme Silalahi dan kenangan-kenangan pengalaman kami dulu angkatan 2001 SMUN1 Sidikalang disini.

Yang anak bisa lakukan …..




Sudah setahun lebih bapakku meninggal. Rasa kehilangan itu memang sudah tak terasa, tapi sewaktu pulang liburan natal dan tahun baru ke Sidikalang, rasa kehilangan itu muncul kembali. Kalau dalam perumpamaan mama, kehilangan itu digambarkan layaknya ayam yang sedang terseok-seok. Tidak ada panduan dan tak tahu kemana.
Sangat sedih mendengar pengakuan itu. Jujur tapi menyakitkan. Seakan menamparku sebagai anak, ”kenapa seorang ibu sampai bisa mengungkapkan itu?”
Apakah kehadiran anaknya tidak mampu untuk tetap membuat dia untuk bertahan dan mempunyai alasan untuk tetap melangkah?
Awal pemikiran yang sukit memang. Tapi, aku bersyukur bisa mengetahui itu. Komunikasi yang jujur antara anak dan ibu memang sudah terlalu jarang di jaman-jaman sekarang ini. Padahal itu hal yang teramat amat penting. Dimana anak juga harus tahu apa yang ibu sedang rasakan. Tidak semata-mata, ibu yang harus tahu kondisi anaknya.
Bagiku komunikasi itu dimana keduanya saling mengerti dan memahami. Bagaikan pendidikan, pengetahuan itu tidak semata-mata berhenti saat guru sudah menyampaikan pengetahuannya. Tapi masih terus berlanjut hingga si murid mengerti da memahami pengetahuan itu sendiri.
Memang tulisan ini tidak dalam konteks Hari Ibu, tapi sebagai seruan buat anak untuk tetap mau peduli dan mau berupaya untuk mengerti dan memahami apa yang Ibu sedang rasakan.


Tuesday 6 January 2009

it's a nu year and i'm still here


nada pesimis seh iya, tapi bagiku itu bagian evaluasi 2008-ku.

lama sudah berlalu. tapi aku masih disini

berbuat apa yang aku buat selama ini.

semua orang pasti ingin perubahan....paling tidak, aku pun orang yang tidak nyaman kalau hidupku berjalan seperti itu saja....

selama melewati 2008 itu, ternyata aku tidak banyak melakukan hal yang signifikan.

meski selama ini aku selalu mengagungkan kata 'berjuang', tapi aku tidak mendapatinya.

Muncul pertanyaan apakah setiap perjuangan itu pasti menghasilkan kemenangan atau kekalahan?

Harus menang mutlak atau malah harus "mati" untuk menikmati kekalahan itu?

it's a nu year and i'm still here

seeking for the new things but still doing the same things.....

count your blessing