Monday 21 April 2008

Bangunan Penjaraku sendiri

Ah…tiap kali aku selalu jatuh dalam dosa yang sama. Itu…itu…dan itu lagi. Belum…belum cukup hanya sampai disitu. Tapi, itu…itu…dan itu saja. Kapan kemenangan itu akan menghampiriku? Kapan gendering perang itu akan berakhir dengan penuh ucapan kegembiraan yang membahana? Sekali? Dua kali. Dulu itu memang terjadi. Tapi sekarang? Sesampainya aku dalam medan pertembpuran, di saat pasukan musuh menhampiriku, senjatanya yang tajam menusukku, aku bisa melawan. Tapi, di saat angin kesegaran akan kehadiran kemenangan yang didepan mata hendak menjemputku, di saat itu aku buyar. Kacau. Lepas dan terburai…Menjadi serpihan yang hanya menyisakan benda padat untuk bisa dengan cepat dihembuskan.
Aku berharap aku bisa menjadi serpihan padat itu. Jika datang angin timur, aku bisa dibawa dan dihembuskannya meninggalkan arena perang itu. Tapi tidak. Keinginanku untuk bisa cepat pergi dari dunia perang itu tidak terwujud. Bagaikan dikumpulkan kembali, disusun dan direkatkan, aku dipaksa untuk bertarung kembali.
Ternyata hingga saat ini, aku sadar. Aku bukan bertarung dalam arena peperrangan lagi. Aku ada dalam penjaraku. Dalam penjara buatanku sendiri. Karena aku kalah. Kalah dalam peperangan pertama. Kekalahan-kekalahanku selanjutnya bukan terjadi di medan laga. Tapi dalam penjaraku sendiri. Aku berpikir aku berperang. Tapi, kenyataannya tidak. Aku membangun penjaraku sendiri. Disini. Di dalam hati ini. Karena sampai seketika ini, aku hanya bisa menyerah untuk peperangan itu. Belum bertarung, aku sudah mengalahkan diri. Belum menyiapkan senjata, aku sudah menyerahkan diriku ke tangan musuh.
Dari balik teralis ini, aku hanya bisa berpikir. Kapan aku sadar? Bodoh!!Untuk apa bertanya kesadaran jika aku dengan sadar menyerahkan diri? Pertanyaan apa yang bisa aku ungkapkan untuk merunut kekalahanku ini?
Kepada siapa aku takut? Apakah kau takut pada musuhmu? Adakah ketakutanku pada kekalahan yang menghantuiku? Kamu takut untuk menderita?
Diam dan ketahuilah, bahwa Akulah Tuhan.
………………………………………………………………………………………….
Aku terdiam. Aku terpana. Tapi tak ingin aku merenungkannya. Aku …Aku harus keluar dari penjara ini. Penjara yang aku buat sendiri. Terkadang aku nyaman dan merasa senang tinggal dalam penjara ini. Sempit, gelap, dan tak ada kesalahan. Tapi, itu semu. Aku harus mencari yang kekal. Karena yang kekal itu abadi. Tak akan hilang seiring dunia yang semakin renta dan perang yang walaupun bergejolak tapi akan usai jua.
Diriku ingin mencurahkan hati. Cahaya itu ada di depanku. Minta, cari dan ketoklah. Pasti responNya ada. Pasti Dia akan bertindak. Anugrah dan harapan yang ditanamkanNya akan menggerakkan dan menuntunmu. Aku masih harapkan itu…
Diam dan ketahuilah, Akulah Tuhan.
dNiel
28022006
nb : Penjaraku sendiri disadur dari lagu My Own Prison oleh Creed

No comments:

Post a Comment

count your blessing