Thursday 4 December 2008

Melihat dari atas











Aku paling suka jika berada di ketinggian. Ada beberapa ornag yang takut akan ketinggian, tapi bagiku ketinggian itu identik dengan kebebasan. Semuanya bisa kau lihat dari atas. Tak ada yang menghalangimu. Lepaskan pandangan samapi ke ujung sana, kemudian palingkan wajahmu, putarkan kepalamu dan lahap semua pemandangan itu.
Menikmati kota Jayapura juga paling tepat jika kau melihatnya dari atas. Apalagi di waktu malam. Semuanya bersinar. Walau tak beraturan tapi matamu tidak lelah untuk melihat semua itu. Kota di tepi laut itu akan memanjakan matamu dengan banyak bintang-bintang buatan. Belum lagi jika melihat gunung-gunung yang penuh dengan hiasan lampu dan beberapa dengan salib yang penuh lampu, membuatku ingin berlama-lama menikmati tebaran cahaya ini.
Walau hanya sebentar, tapi aku menikmati perjalananku di Papua ini. Belum lagi saat pergi ke perbatasan antara Indonesia dan Papua New Gunea. “Aku keluar negeri, cuy.”teriakku ketika menjejakkan kakiku disana. Walau tanpa keterangan imigrasi yang terlalu ribet itu, aku sudah bisa menjejakkan kakiku di luar negeri.:)
Jika melihat perbedaan penjagaan perbatasan, ternyata penjagaan kita tidak terlalu ketat. Penduduk Papua New Gunea bisa saja dengan seenaknya masuk ke daerah kita. Tapi, kita tidak akan bisa masuk ke sana dengan seenaknya. Begitu mirisnya hati ini kala melihat gerbang pembatas itu. Gerbang Indonesia tidak terkunci dan rusak berat, sedangkan mereka terkunci rapat dan rapi sekali. Menunjukkan apa ini?
Lupakan semua perbandingan itu, memang itulah kenyataannya. Sulit untuk menerima kenyataan tapi itulah kenyataannya.
Menikmati dari atas tetap kulakukan selama menikmati perjalanan melewati kampung demi kampung di Kabupaten Jayapura ini.
Lihat dari atas, maka kau akan melihat apa yang disyukuri oleh masyarakat ini.




No comments:

Post a Comment

count your blessing