Tuesday 29 September 2009

Menentukan cinta (Bagian 1)

Berawal dari melihat tapi kemudian berlanjut kea rah memperhatikan. Tidak hanya berhenti saat disitu, tapi bergerak secara dinamis ke percobaan dalam memperdulikannya. Apakah sudah berhenti? Belum juga. Kini beranjak kea rah yang lebih mendalam. “Tak ingin lepas dari komunikasi yang menyenangkan”. Ini adalah anak tangga selanjutnya dalam membina rasa itu. Berhentikah? Hmmmm….Belum juga tampaknya. Sayang itu mulai muncul. Rasa yang tak diinginkan dan yang terkesan lemah ini akhirnya menunjukkan tunasnya.
Begitu banyak titik dan anak tangga yang harus dilalui. Tapi dia tekun untuk melewatinya. Apa yang membuat dia tekun untuk melewatinya? Mungkin karena dia menikmati setiap proses yang ada. Dia merasakan semua itu ada manfaatnya dan kesemuanya itu dilakukan karena dia ingin mencapai sesuatu.
Tapi, jangan pernah menyalakan api yang tak ingin kau padamkan. Jangan pernah membakar cinta yang tak ingin kau inginkan. Mencintai sesuatu adalah proses pilihan. Saat kau menyatakan “iya”, saat itulah kau menentukan cinta. Apakah ini harus kau perjuangkan atau kau hentikan saat itu juga. Banyak hal yang membuat seseorang lemah akan godaan cinta. Merasa tak ingin komunikasi berubah, tak ingin kehilangan sosok teman, tak ingin kehilangan bantuan yang selalu ada di saat dia butuh, tak ingin-tak ingin yang lain yang sudah dinikmati bersama.
Kesemuanya itu proses menentukan. Cinta yang ditentukan adalah cinta yang tak pernah buta. Dia bisa melihat, menyadari, mengevaluasi diri sendiri, menyatakan dan berani mengungkapkan sesuatu. Sudahkah kau tentukan cintamu?


Yang takut menentukan cintaku sendiri,

No comments:

Post a Comment

count your blessing