Friday 26 September 2008

Mencoba agar mengkilap....

Tadi pagi aku menyemir sepatu di kantor. SOale jarang-jarang nyemir di kosan:)Begitu mulai membuka alat untuk menyemir dan menggosok, aku teringat sesuatu.Sekelebat bayangan aku masa kecil dahulu. Terlintas bayangan semir sepatu bermerek sejenis unggasdan sepatu-sepatu kantor jaman dahulu kepunyaan Bapak.Aku baru mengerti kenapa harus menyemir sepatu untuk berangkat ke kantor. Aku adalah anak yang selalu disuruh untuk menyemir sepatu Bapak. Sebelum Bapak siap-siap ke kantor, aku selalu disuruh.Kadang Mama, kadang Bapak sendiri dan bahkan abang dan kakakkupun ikut menyuruhku untuk menyemir sepatu Bapak. Mungkin "tumbal" sebagai anak bungsu. Pikirku saat itu.Dulu aku tak mengerti kenapa setiap hati harus disemir. Coba kalkulasikan berapa banyak yang harus dikeluarkan untuk usaha menyemir sepatu itu.1. Harus meluangkan waktu....(ingat :waktu adalah hepeng....[hepeng = uang dalam bahasa batak.red])2. harus mengeluarkan uang untuk membeli perlengkapan semir. Aku alat penggosok (aku ga tau bahasa ilmiahnya apa) semir sepatu dan kain penggosok.Terpikir apa yang kulakukan adalah hal yang sia-sia. "Khan besoknya bakal jorok lagi sepatunya.""Harus mengulang lagi kegiatanku itu dung." Pikirku saat itu.Tapi pagi ini aku mengerti kenapa aku harus menyemir sepatu."Mencoba agar mengkilap". Itu yang kurasakan manfaat dan tujuannya. Aku gunakan kata "mencoba" karena tidak seutuhnya akan mengkilap.Karena semir tidak bisa mengembalikan kilapan seperti baru dulu.Aku bersyukur mendapatkan buah pemikiran itu hari ini. Manusia selalu mengupayakan agar dirinya tetap segar.Manusia juga berusaha agar mereka mendapatkan kembali romantisme saat-saat di awal.Tapi apa yang bisa dilakukan, hanya "mencoba untuk mengkilap".

No comments:

Post a Comment

count your blessing