Saturday 24 April 2010

Kita milik Tuhan, jangan pernah menghakimi karena penghakiman adalah milikNya

Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan.

Roma 14:1-12
14:1 Terimalah orang yang lemah imannya tanpa mempercakapkan pendapatnya.
14:2 Yang seorang yakin, bahwa ia boleh makan segala jenis makanan, tetapi orang yang lemah imannya hanya makan sayur-sayuran saja.
14:3 Siapa yang makan, janganlah menghina orang yang tidak makan, dan siapa yang tidak makan, janganlah menghakimi orang yang makan, sebab Allah telah menerima orang itu.
14:4 Siapakah kamu, sehingga kamu menghakimi hamba orang lain? Entahkah ia berdiri, entahkah ia jatuh, itu adalah urusan tuannya sendiri. Tetapi ia akan tetap berdiri, karena Tuhan berkuasa menjaga dia terus berdiri.
14:5 Yang seorang menganggap hari yang satu lebih penting dari pada hari yang lain, tetapi yang lain menganggap semua hari sama saja. Hendaklah setiap orang benar-benar yakin dalam hatinya sendiri.
14:6 Siapa yang berpegang pada suatu hari yang tertentu, ia melakukannya untuk Tuhan. Dan siapa makan, ia melakukannya untuk Tuhan, sebab ia mengucap syukur kepada Allah. Dan siapa tidak makan, ia melakukannya untuk Tuhan, dan ia juga mengucap syukur kepada Allah.
14:7 Sebab tidak ada seorangpun di antara kita yang hidup untuk dirinya sendiri, dan tidak ada seorangpun yang mati untuk dirinya sendiri.
14:8 Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan.
14:9 Sebab untuk itulah Kristus telah mati dan hidup kembali, supaya Ia menjadi Tuhan, baik atas orang-orang mati, maupun atas orang-orang hidup.
14:10 Tetapi engkau, mengapakah engkau menghakimi saudaramu? Atau mengapakah engkau menghina saudaramu? Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Allah.
14:11 Karena ada tertulis: "Demi Aku hidup, demikianlah firman Tuhan, semua orang akan bertekuk lutut di hadapan-Ku dan semua orang akan memuliakan Allah."
14:12 Demikianlah setiap orang di antara kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah.

Ssst! Tahukah Anda siapa-siapa saja di gereja atau persekutuan yang tidak rohani? Coba perhatikan cara berpakaian mereka, cara doa mereka, apa saja yang mereka makan. Psst! Kelompok persekutuan atau gereja mana saja yang tidak rohani? Tradisi ibadah apa saja yang tidak mereka turuti?

Ada berbagai isu yang oleh Alkitab tidak diberikan garis jelas, yang menyebabkan orang Kristen saling menghakimi. Dalam perikop ini Paulus mengacu pada dua isu, soal makanan (ayat 2) dan hari-hari khusus (ayat 5). Perbedaan pendapat muncul karena perbedaan latar belakang kelompok Kristen Yahudi dan bukan Yahudi. Daging yang dijual di tempat umum di kota-kota Romawi-Yunani dianggap tidak halal oleh orang Yahudi. Mungkin karena sudah dipersembahkan di kuil-kuil kafir. Maka orang Kristen Yahudi memiliki keberatan nurani untuk memakan daging. Terjadilah saling tuduh, yang makan daging merasa lebih kuat iman, yang tidak makan merasa lebih rohani. Pertikaian lain adalah di sekitar hari-hari raya. Meski sudah Kristen, orang asal Yahudi masih merayakan hari raya sesuai tradisi keyahudian mereka. Yang tidak berasal dari tradisi sama merasa tidak relevan merayakan hari raya tersebut. Maka terjadi lagi saling tuding. Kalau dibiarkan tentu tak baik bagi keutuhan gereja dan kesaksiannya!

Tentang hal-hal yang Alkitab tidak bicarakan dengan jelas, orang Kristen tak perlu saling menilai. Baik tentang makanan, hari raya, atau isu lain yang seringkali kita tidak sepakat sebab Alkitab tidak menyatakan dengan jelas. Kita harus berlapang dada untuk saling menerima. Bagaimana mempraktikkan sikap toleran ini. Pertama, masing-masing harus melakukan dengan hati yang yakin bukan dalam keraguan. Kedua, masing-masing melakukan dengan mengucap syukur kepada Tuhan. Apa pun perbuatan kita bukan untuk menyenangkan orang lain, tetapi untuk mensyukuri Allah. Ketiga, prinsip terpenting, semua orang harus hidup dalam tanggungjawab kepada Allah (ayat 12). Kita tidak berhak menilai! Jika kita menghakimi, kita mengambil posisi dan hak Allah!

sumber : http://www.sabda.org/publikasi/e-sh/2010/04/25/

Tuesday 13 April 2010

jangan pelit mengucapkan terima kasih

KOMPAS.com — Kadang kala hal-hal kecil justru membuat hubungan Anda dan pasangan makin erat. Misalnya saja saling mengucapkan terima kasih. Dengan mengucapkan terima kasih, rasa kepuasan kita kepada pasangan juga akan meningkat.

Ungkapan syukur dan terima kasih, bila disampaikan dengan tulus, akan meningkatkan kekuatan sebuah hubungan. Demikian menurut Nathaniel Lambert, pakar psikologi dalam jurnal Psychological Science.

"Saat kita mengekspresikan rasa terima kasih kepada seseorang, kita akan lebih fokus pada hal-hal baik yang telah dilakukan orang itu kepada kita. Hal ini akan membuat kita lebih fokus pada hal-hal positif dalam hubungan Anda dan dia," ujar Lambert.

Dalam penelitian yang dilakukan Lambert diketahui, mayoritas responden yang mengungkapkan rasa terima kasih mereka kepada orang terdekatnya merasa hubungannya menjadi lebih kuat. "Orang yang mendapat ungkapan terima kasih juga akan tergerak untuk melakukan hal yang sama," katanya.

Lambert menjelaskan, dalam kehidupan modern saat ini, kita cenderung berkutat dengan keuntungan pribadi. "Kita sering mencari-cari apa yang belum orang lakukan untuk kita. Di sinilah pentingnya ucapan terima kasih karena ia bisa mengubah fokus negatif menjadi positif," tuturnya.

Nah, bagaimana dengan Anda, apakah ucapan terima kasih sudah jadi barang langka dalam kehidupan dengan pasangan?

Friday 9 April 2010

tuntunlah aku


Pagi ini aku disuguhi dengan pemandangan menarik. Sebuah kota yang dahulunya bukit dan pegunungan sekarang sudah dikeruk dan sekarang sedikit datar. Kenapa sedikit datar karena kontur jalannya masih tetap saja naik turun lembah. Yang duduk di kursi penumpang saja lelah apalagi pengemudinya. Untung aku merasakan bagaimana mengemudi di daerah yang terkenal dengan wisata bahari dan ikan-ikannya.
Sudah cukup tentang kota ini, mari kita kembali ke pemandangan yang indah di padi ini. Aku beri tema "tangan yang mengharap tuntunan dan kerelaan menuntun."

Aku melihat seorang ibu menuntun anaknya. Hal yang biasa...Tentu saja, tapi bagaimana kalau kamu melihat dari atas? (Semoga karena bukan ke"lebay"anku...sesuai dengan kamus sekarang yah aku bisa menangkap rasa yang luar biasa disana.)

Tangan itu ingin dituntun dan dia bukan hanya menuntun tapi juga memandunya. Membimbing dan melindungi hingga sampai anak itu sampai pada tujuannya. Memang tujuan utama si ibu adalah untuk mengantarnya. (Pastilah yah...), tapi bagaimana dia melakukan itu dan karena apa, itulah menjadi titik yang membuatku tertarik. Aku rasakan keinginan dan totalitas si ibu dalam menuntun anak itu. Anak itu hanya tahu dia dituntun ibunya untuk pergi ke sekolah, tapi apa yang ibunya lakukan? Dia tidak hanya menunaikan tugas dan tanggung jawabnya tapi dia beri lebih. Dalam bahasa Marketing itu disebut added value. Ada nilai tambahnya saudara-saudara....Hehe

Inilah yang menjadi refleksiku hari ini. Mungkin dia sudah melakukan dan menunaikan tugasnya, tapi dia memberi benih kekekalan disana. Bagaimana dia sedang merajut relasi yang lebih dalam lagi untuk masa depannya dan keluarganya. Tanpa dia menyadari hal itu, mungkin saja dia tidak menuntun anaknya seperti itu.


Manado, 09 Maret 2010

Monday 5 April 2010

walau kau ragu kelak akan diberi kuasa

Apa yang membuat seorang yang ragu-ragu itu bisa menjadi percaya akan dirinya sendiri?
Apa yang membuat seorang penakut bisa tegar menghadapi setiap apa yang di depannya?
Apa yang membuat seorang yang khawatir menjadi lebih tenang menjalani kehidupannya?

Dua diantaranya adalah Kuasa dan Penyertaan. Tapi keduanya itu berdampak penuh jika keduanya itu berasal dari Allah semata.
Ketika murid-murid Yesus terguncang oleh karena kematianNya seakan iman dan pengharapan mereka hancur. Sosok yang mereka percaya, yang mereka ikuti,patuhi (walau terkadang dilawan) wafat dan mereka tidak dapat berbuat apa-apa.
Terkejut,panik, ragu-ragu pun melanda mereka.

Tapi kemudian Dia bangkit. Bukan hanya sekedar bangkit, Dia mau menemani mereka selama 40 hari. Dia masih mengingat janji penyertaanNya. Setelah itu DIa beri kuasa buat mereka. Mereka yang dahulu takut kini tidak lagi. Mereka yang dahulu khawatir bisa dengan tenang menjalani gelombang kehidupan mereka.

Karena kuasa dan penyertaan.

Jakarta, 6 April 2010




Sunday 4 April 2010

buktikan dengan adanya perubahan dalam hidup Anda

Matius 28:11-15
28:11
Ketika mereka di tengah jalan, datanglah beberapa orang dari penjaga itu ke kota dan memberitahukan segala yang terjadi itu kepada imam-imam kepala.
28:12
Dan sesudah berunding dengan tua-tua, mereka mengambil keputusan lalu memberikan sejumlah besar uang kepada serdadu-serdadu itu
28:13
dan berkata: "Kamu harus mengatakan, bahwa murid-murid-Nya datang malam-malam dan mencuri-Nya ketika kamu sedang tidur.
28:14
Dan apabila hal ini kedengaran oleh wali negeri, kami akan berbicara dengan dia, sehingga kamu tidak beroleh kesulitan apa-apa."
28:15
Mereka menerima uang itu dan berbuat seperti yang dipesankan kepada mereka. Dan ceritera ini tersiar di antara orang Yahudi sampai sekarang ini.



Apa reaksi orang saat mendengar berita kebangkitan Tuhan Yesus? Para perempuan yang mendengar berita tersebut dari seorang malaikat segera pergi dan menyaksikannya kepada para murid lainnya. Bagi mereka berita ini adalah kabar baik. Mereka harus merespons dengan sukacita dan bergiat memberitakan Injil kepada semua orang.

Sangat berbeda dengan para imam yang mendengarkan hal tersebut dari para serdadu yang menjaga di kubur Yesus. Mereka justru menyuap penjaga-penjaga tersebut agar menutup mulut. Bahkan mereka meminta para penjaga itu menyerbarluaskan gosip bahwa mayat Yesus dicuri oleh para murid-Nya. Dalam kebencian mereka akan Yesus, para pemimpin agama ini telah membutakan mata rohani mereka terhadap fakta yang sudah terpampang di depan mata. Segala cara mereka gunakan untuk membungkam kebenaran, tetapi dengan tipu daya, kebohongan, dan sogokan!

Sungguh disayangkan, para serdadu yang menyaksikan kedahsyatan kebangkitan itu mau saja disuap untuk memutarbalikkan fakta kebenaran. Padahal pengalaman mereka menyaksikan mukjizat kebangkitan Yesus seharusnya membuat mereka merespons kebenaran dengan menerimanya. Ternyata belenggu materialisme membuat pengalaman ajaib mereka tidak berarti apa-apa. Mereka pun menyebarkan kabar bohong bahwa Yesus tidak bangkit!

Bagaimana pun respons banyak orang adalah menolak untuk percaya bahkan berupaya merekayasa kebenaran palsu, padahal kebenaran sejati tidak mungkin ditutupi. Orang-orang yang sengaja menolak kebenaran dan bahkan memalsukan kebenaran untuk kepentingan diri sendiri, satu kali kelak akan menerima pembalasan setimpal.

Marilah kita menjadi saksi kebenaran yang tidak mudah disogok dan diajak kompromi dengan dosa. Setialah kepada Tuhan yang sudah bangkit dan menang melawan kuasa dosa. Beritakan kabar baik ini dan buktikan dengan adanya perubahan dalam hidup Anda.

sumber : Santapan Harian, Senin, 05 April 2010




count your blessing