Wednesday 18 August 2010

Serta - menyertai - penyertaan - disertai


Kata yang selalu aku ingat jika berbicara tentang teman, sahabat, keluarga bahkan dengan Tuhan. Yang paling melekat adalah dengan Tuhan, karena menggambarkan bagaimana janji dan ketetapan bersatu dalam kata ini.
Dengan apa Tuhan selalu menepati setiap kata dan janji yang terucap dari padaNya? Dengan apa Tuhan bisa berada di dalam setiap situasi-situasi suka maupun duka manusia? Jawabannya aku dapatkan dari kata “penyertaan” ini. Hal yang sederhana tapi merupakan jalan Tuhan untuk menunjukkan ke-Tuhan-nya. Hal yang mudah tapi terlalu mudah juga dilupakan orang. Hal yang terkesan di awang-awang tapi bermakna mendalam. Bukan hal yang imajinatif tapi aplikatif…
Kadang penyertaan itu juga kita salah pahami. Kita pikir Dia meninggalkan kita, tapi tanganNya justru yang memegang kita. Kadang kita tidak melihat Dia dan beranggapan Dia tidak ada, tapi justru kita yang tidak melihat Dia dan tidak memperdulikan “kesertaan”-Nya. Berteguh pada pengharapan adalah selalu mengimani bahwa Dia beserta kita.
Itu yang kurasakan saat menginjakkan kaki di anak tangga yang ke-27. Tak cukup kugambarkan tapi hanya bisa kusaksikan. Terutama untuk yang menyertai dan bahkan untuk yang berjuang untuk menyertaiku. Aku rasakan kasih nyata itu melalui sebuah tindakan penyertaan. “Menyertai” bagiku bermakna ada di setiap gejolak perasaan. “Menyertai” bagiku benar-benar meluangkan waktunya untukku. Bahkan jika memang itu bukan waktu yang terluang, tapi waktu yang seharusnya dipakai tapi berani mengoyaknya untuk bersama.
Sebuah pelajaran dan perasaan yang indah. Semuanya bermakna saat “penyertaan” itu datang, dirasakan dan dinikmati. Sungguh hal yang membuatku…merasa kau selalu dekatku

Tinggal sertaku hari t’lah senja
G’lap makin turun, Tuhan tinggallah
Lain pertolongan tiada kutemu
Maha penolong, tinggal sertaku
(Abide with me, Henry Francis Lyte,1847)

No comments:

Post a Comment

count your blessing